Kamis, 05 September 2013

Tamparan telak..... by : Faisal TO Ware

Seperti biasa setiap pagi sebelum memulai aktifitas, diriku menyempat-nyempatkan diri untuk ngintip2 di dumay :) walau hanya sekedar ngecek email, tak ketinggalan pula nengok dikit d  sosmed, kli aja ada yang menarik... dan benar.... ada sebuah status teman yang membuatku tertarik dan ingin terus membacanya........ status itu (atau lbh tepatnya catatan, krn panjangggg hehehe), membuatku seakan merasa tertampar pula... menyadari bahwa apa yang di catatan itu memang benar adanya (menurutku.... !!!), dan mari kita simak catatan itu......

Plakkk!!!

Saya meringis kesakitan saat pipi kanan saya tampar dengan tangan sendiri. Ada tiga hal yang melatarbelakangi perbuatan saya itu. Pertama, karena saya sudah melakukan kesalahan pada seseorang (saya mungkin menyinggung perasaaanya dengan ucapan tak sengaja dalam sebuah diskusi). Kedua, karena saya mulai terpengaruh dengan biografi seseorang. Ketiga, sekadar ingin tahu bagaimana rasanya. Ternyata,, duuh maaakk’,,, sakit kaliii maaakk… saya meringis-ringis. Mata kanan tiba-tiba berkunang-kunang lantaran sakit. Saya mengaduh, mengeluh, meratap, dan,,, hampir saja saya terisak. Untung masih kuat nahan, jika tidak, ahh,,, entahlah,,, bisa saja saya tiba-tiba nangis sealay-alaynya… jungkir balik sambil teriak-teriak histeris sampe seluruh tetangga pada berdatangan. Untunglah,,, saya tak jadi lebay. Hahahahaha..

Saya juga menampar pipi kanan karena tampaknya saya mulai over kagum pada seseorang. Ini bermula saat saya menyimak kisah tentangnya, lalu saya mengagumi kecerdasannya. Ketelatenannya. Caranya bersikap. Juga mengagumi anugerah fisik yang dimilikinya. Awalnya saya pikir ini sebuah kewajaran lantaran kemampuan saya yang terbatas. Sikap saya yang seringkali slengean. Juga ketidaksabaran saya dalam banyak hal. Tapi ini tidak boleh saya biarkan jika akhirnya lupa untuk menyukuri anugerah Allah yang telah saya terima. Saya harus menampar diri sendiri agar saya sadar bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Allah tidak pernah menciptakan manusia untuk menjadi sampah. Itu yang saya yakini.

Lalu saya mulai paham bahwa sakit itu terkadang dibutuhkan untuk menyadarkan diri dari kesalahan, kelupaan, kealpaan, kesombongan, kecongkakan, dan beberapa sifat culas lainnya. Tak perlu menampar orang lain untuk kesalahan yang kita buat. Karena itu namanya mencari kambing hitam. Meski mencari kambing belang saja, jangan! Eh…!! Intinya, jangan menyalahkan orang lain atas ketidaknyaman atau kenyataan pahit yang kita alami. Karena terkadang itu justru berasal dari kesalahan diri sendiri. Jangan keburu menuduh orang lain bersalah sebelum kita tahu bahwa kita benar. Koreksi dulu diri sendiri. Sudah benar atau tidak. Jika masih ragu. Tamparlah diri sendiri agar kita sadar dan mau mengakuinya.

Itu yang saya lakukan sekarang. Menampar diri sendiri sebelum “ditampar” orang lain. Sebab alangkah semakin tidak enaknya jika hal itu terjadi. Saya memberi tanda petik untuk kata “ditampar” orang lain. sebab mungkin, “ditampar” orang lain tidak harus berupa ayunan telapak kanan ke pipi. Bisa saja tamparan itu berupa teguran dengan kata-kata. Atau yang lebih parah berupa bentakan. Meski tidak sakit secara fisik tapi akan sangat menyakitkan untuk hati.

Hati bisa tertampar dengan lidah, perbuatan, atau sikap. Makanya Napoleon Bonaparte konon lebih takut pada ujung pena dari pada ujung pedang. Kok? Begini,,, ujung pena itu adalah senjata ampuh yang bisa mewakili lidah. Apa yang ingin diucapkan oleh seseorang bisa jadi melalui pena. Kalau jaman sekarang ,,, bisa saja Napoleon lebih takut dengan status di FB dari pada moncong senapan. Gubrakkk!!!

Masih beruntung jika hanya pipi yang kena tampar. Apalagi ditampar sendiri. Lah,, kalau orang lain yang menampar hati? Wuiih,,, kemana obat hendak dicari? apotek mana yang menyediakan obat sakit hati? Dokter spesialis juga kagak akan kita temui. Dukun paling saktipun kagak bakalan mempan ngobatin hati yang kena tampar.

Jadi,,, tamparlah diri sendiri sebelum menampar orang lain. Baik dengan tangan ataupun ucapan. Ide ini mungkin sedikit lebay,,, tapi begitulah,,, saya ingin mengajari diri sendiri bahwa terkadang, apa yang dirasakan orang lain sama tidak enaknya dengan yang kita rasakan jika kenyataan yang dialami sama. Tapi mampukahh sayaa??? ayukk kita main tampar-tamparan dengan diri sendiri,hahahahaha....
   
Benar-benar sebuah catatan yang "menyadarkan".... bahwa hal yang mungkin kita anggap biasa saja, bisa membuat orang lain sakit hati.... so guyss... mari kita bermain tampar-tamparan dengan diri sendiri hehehehehe..... :D
 
 
"Menyempatkan diri mengunjungi blog ini, ketika kerjaan menuntut untuk melupakannya sejenak.... -__-.........." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar