Rabu, 16 November 2016

Perbincangan "Berat"

Di hari libur kemarin di samping melakukan rutinitasku (nyapu, ngepel, dll biasanya naluri pembokatku kambuh di hari libur hehehe), aku juga mengisinya dengan ngobrol dengan beberapa temanku... ngobrol yang canggih... karena kami ngobrol hanya melalui sosmed.... memanfaatkan kecanggihan teknologi.... (yang kusadari bahwa seasyik apapun pertemuan dengan teman... jika hanya sebatas sosmed, semuanya hanya terasa "palsu" hehe), obrolan kami membahas masalah urusan-urusan yang gak penting, bahasan yang gak perlu2 amat, sampe ngomongin trend konde lengkap dengan baju kartini yang dahulu hits jika hari pahlawan tiba hahaha.... memang hanya perbincangan beberapa sahabat yang kangen-kangenan di sosmed....


Setelah perbincangn itu berputar-putar dan berlanjut seperti gak bakalan berakhir... ^^, muncullah sebuah topik yang bagiku cukup berat.... karena aku belum mengalaminya...., mereka teman2ku banyak yang galau... karena sebagian dari mereka harus "berkorban" meninggalkan buah hati mereka (anak) untuk berangkat ke kantor alias kerja... ada yang merasa harus berhenti kerja, tapi sayang ilmunya gak dimanfaatkan, ada yang merasa harus mencari penitipan anak yang terpercaya (ini teman yang tinggal dikota), karena sebagian baby sister katanya gak bisa di percaya, dan lain sebagainya... aku yang karena tidak memiliki atau belum memliki pengalaman seperti mereka hanya bisa menyimak mereka, dan mendengar keluhan mereka dengan sabar.... sampai salah satu dari merekapun sadar bahwa aku timbul tenggelam saja di ruang chat itu... yach karena memang aku gak bisa ngasih saran ke mereka...., dan akhirnya topikpun berganti tidak membahas perbincangn itu lagi... karena aku *katanya.... tidak bisa ikut nimbrung ngobrol hahaha..... sebuah alasan klasik dan manis dari mereka.... 

Selepas perbincangan itu yang sukses membuat hpku low-selow2nya...., dan membuat jarum jam serasa beralari.... ^^ (selalu lupa waktu kalo berbincang dengan teman), akupun menerawang.... jika kelak aku di hadapkan pada kenyataan seperti yang di hadapi teman-temanku nanti dan insyaallah jika waktunya tiba akupun pasti akan melaluinya.... apa yang harus aku lakukan???, langkah "pandai" apa yang harus aku tempuh??? dan tentunya aku juga akan kebingungan seperti mereka...., tapi dari kesemuanya aku menghargai semua pendapat dan jalan yang mereka tempuh....., dan (ini aku hanya berandai-andai hehehe), kalau suatu saat aku insyaallah menikah... dan ekonomi keluarga cukup (saumiku bisa menafkahi aku dan anak-anakku), mugkin aku akan memilih untuk berhenti bekerja... jika ada yang bilang sayang ilmu yang kau peroleh di bangku kuliah... aku akan bilang bahwa ilmu itu kelak akan ku gunakan untuk mendidik anak-anakku (bukankah pendidikan anak-anak di mulai dari rumahnya), dan bukankah ibu yang memiliki peran penting dalam mendidik mereka???, tapi jika nanti suamiku berpenghasilan, pas-pasan (pas gajian pas habis hahaha....), aku harus tetap memilih bekerja dan membantu beliau dan tentu dengan seijin beliau (karena restu suami adalah seperti restu orangtua *ddzzaahhh ketikaakumengetikiniakumerasagelisendiri)  dan mencari solusi untuk anak-anakku.... aarrrgghh.... ternyata memang dilema.... aku yang belum mengalaminya saja merasa harus mengambil sebuah keputusan sulit.... dan semoga masa depan yang menantiku akan ku lalui dengan sebaik-baiknya.... dan untuk calon imamku dimanapun kau berada, dan siapapun kau (eehhemm), dan di waktu kapanpun engkau di "siapkan" untukku.... semuanya akan bisa di lalui, jika kita selalu terbuka, dan berkomunikasi dan memahami satu dengan yang lainnya dengan baik (ini hanya sebatas teori tapi insyaallah bisa di laksanakan hehehe)............................................





"buah dari perbincangan dengan para teman2ku.... dan sedikit banyaknya aku telah belajar dari mereka....."