Jumat, 27 September 2013

Sekotak Nasi

Selamat malam  sebuah kotak putih yang tersaji di depanku, selamat datang sebuah kotak lebih kurus dari kotak yang  tadi..., begitu kumelihatmu.... seleraku membucah, ingin rasanya cepat2-cepat membukamu, ketika penutupmu ku buka... tercium dengan jelas aroma masakan membuat perutku tiba-tiba lapar...., satu persatu kuangkat bungkusan-bungkusan kecil yang ada didalammu, sebuah potongan paha ayam berlemak berbaur dengan ranumnya buah tomat, minyak menggenang di sekitarnya menandakan ayam itu baru saja di tumis secara sempurna, kuangkat lagi sebuah bungkusan kecil ke dua, ada byk tempe-tempe imut berbaur dengan kcang tanah yang di goreng renyah.... warna mereka coklat muda nyaris menjadi coklat kehitaman... hhmm ada byk kecap sepertinya di sana, kuangkat bungkusan kecil ketiga dan membolak-baliknya sambil menekan-nekannya dalam hati bertanya apa yach ??..., oow rupanya 3 potong daging sapi yang di iris tipis berbaur dengan beberapa bumbu dapur menyengat, kupandangi bungkusan kecil keempat.. yach kombinasi wortel, buncis, dan beberapa sayuran lainnya dengan kuah kental dan tambahan bakso dan potongan-potongan kecil daging ayam, sayur yang sama yang kuperoleh 4 hari yang lalu.......tiba-tiba selera makanku menguap... entah sudah berapa lama makanan itu menjadi makan siang atau malamku...., sebuah pisang kecil teronggok pasrah di sudut kotak itu, sepertinya  si pisang sudah di petik 2 hari yang lalu..., dan.... sebuah botol air mineral bermerek kembali masuk ke laci mejaku, tanpa menyadari bahwa si botol telah berdesak-desakan dengan botol minuman yang lainnya..., sepertinya botol air tersebut harus segera di bagikan lagi ke tetangga meja... biar tidak menjadi tumpukan air minum, sekotak susu coklat dan sekotak jus buah ikut ngantri menunggu gilirannya.... hhhmm 2 kotak minuman lagi..., si susu dan si jus dengan senang riang masuk ke dalam tasku..., 2 bocah berwajah malaikat yang serupa akan dengan riang gembira menyambutnya.... ^^


Dan.....kupandangi kembali kotak yang bertuliskan AL-MAIDAH itu, seketika rasa syukur terucap di dalam hati bahwa begitu besar anugrah yang Allah beri padaku... lewat 1 kotak nasi dan sekotak kue, diri menjadi tau makna menghargai pemberian dan menghargai tiap tetesan keringat untuk memperolehnya.... *jadi urung untuk tidak memakannya... dan sekotak nasipun berpindah tempat ke dalam perutku..... Alhamdulillah....... ^^




"nafsu makan yang hampir hilang karena kejenuhan melihat kotak nasi"

Kamis, 26 September 2013

Iri....

Baru ada kesempatan membuka lembar-demi lembar blog-blog yang sering aku kunjungi dan hanya satu yang muncul di benakku... : IRI.... yach, iri melihat mereka sudah berkembang dengan tulisan-tulisan bagusnya, iri dengan semakin indahnya untaian kata-kata yang mengalir di depan layar itu, iri dengan kosa kata dan penempatan kata yang mereka pilih...., begitu pesat kemajuan menulis mereka, dan diriku lagi-lagi stuck... dan merasa selalu saja ada yang kurang (masyaAllah... ampuni yach Rabb atas iri yg msh terpelihara)...

Hhhmm... ada untungnya juga diri ini "iri" setelah melihat blog teman-teman...., diri semakin terpicu untuk terus berusaha menulis dan menulis... mungkin saat ini  tulisanku hanyalah sekedar keluh dan kesah.... tapi diri berharap, kelak tulisan-tulisanku dapat menjadi manfaat bagi banyak orang (insyaAllah..., semoga...!!!)

Dan... senang rasanya bahwa di penghujung minggu ini bisa sedikit meluangkan waktu untuk "mengobok-obak" tuts komp ini, setelah istirahat cukup lama, meski suara ketukan di pintu kantor tiada hentinya....^^, dan ternyata bahwa..... "iri" bisa pula menjadi pemompa semangat kita untuk terus berbuat..., melakukan hal yang baik, dan memicu diri agar tidak "malas" melakukan sesuatu yang baik.....  ^^....





"masih oleng-oleng... setelah "tidur" sekian lama hehehehe....."

Ada apa dengan cinta???

Masih ingat gak dengan judul film ini??, bisa dikatakn bahwa film AADC (ada apa dengan cinta), adalah salah satu pelopor bangkitnya kembali dunia perfilm-an di Indonesia.... di film itu ada beberapa adegan dimana si pemeran utama membacakan beberapa puisi yang menurutku punya makna yg daleemm (hehehe...) dan membuat film itu semakin "hidup", dan ternyata puisi - puisi itu di buat olah satu orang yaitu Rako Prijanti....., meskipun puisi-puisi itu dah jadul buanggett, tapi masih asyik tuch untuk di baca.... so yuk kita berpuisi kembali ^^


Puisi cinta untuk sahabatnya
Ketika tunas ini tumbuh
serupa tubuh yang mengakar
setiap nafas yang berhembus adalah kata
angan, debur dan emosi
bersatu dalam jubah terpautan
tangan kita terikat lidah kita menyatu
maka apa terucap adlh sabda pendita ratu
ahh... diluar itu pasir, diluar itu debu
hanya angin meniup saja
lalu terbang hilang tak ada
tapi kt ttp menari, menari cuma kt yg tahu
jiwa itu tandu maka duduk sj.., maka akan kita bawa semua
karena kita adalah SATU (hhmmm ini cocok bgt buat sahabat2 sepanjang masa kita hehehehe... ^^)

Puisi rangga yg menang lomba di sekolahnya
Kulari kehutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi...sepi dan sendiri aku benci
ingin bingar aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
enyah saja kau pekat, seperti berjelaga jika kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai...
biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaaring laba-laba belang di tembok keraton putih
knp tak goyangkan sj loncengnya biar terdera..
atau aku hrs lari ke hutan belok ke pantai????

Puisi rangga buat cinta
Perempuan dtg atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
digenangi air racun jingga adlh wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya????
meninggalkan hati unk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
ada apa dgn cinta???
tapi aku pasti kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya
bukan untuk siapa
tapi untukku....
karena aku ingin kamu...
ITU SAJA...


yyeeppp..., masih tetap keren kan????



"nyuri2 kesempatan mencatat ini hehehe.... "

Selasa, 24 September 2013

Kuning.....

Melupakan sejenak kuning, bukan karena tidak menginginkannya lagi... tp karena kuning menjadi sangat langka, dan putihpun bisa jadi lebih baik.... semoga berkah.....



Hanya ini yang bisa tercatat di sela kegiatan yang super padat.... -__-

Rabu, 18 September 2013

salahku?????

Menatap lorong gelap yang pengap,
bayang-bayang yang entah kemana
mencari-cari dan menunggu-menunggu
apakah ini hukuman atas segala yang kuperbuat
benar-benar merasa bodoh
benar-benar merasa di manfaatkan
sebegitukah masa telah mempermainkanku
bukan....bukan...., masa telah berbaik hati denganku
hanya saja diri yang memberi peluang
membiarkannya larut bersama kebahagiaan semu
malam-malam pekat telah terlewati
bersama nyawa yang terus meminta
pertemuan dengan dia yang semestinya
apakah permintaan itu tertahan karena kesalahan2 yang kuperbuat???
ketika tawa kemenangan di ujung pulau sana
ketika kata2 yang mmg salahku terlontar dengan ringannya
dan mungkinkah itu yang memang semestinya kuperoleh???
hanya ingin menutupi dan menenggelamkan rasa sepi....
tidak untuk yang lain...................
dan kelak suatu hari nanti engkau akan memperoleh balasanya......



"selalu merasa di permainkan oleh keadaan hhfftt......"

Kamis, 05 September 2013

Tamparan telak..... by : Faisal TO Ware

Seperti biasa setiap pagi sebelum memulai aktifitas, diriku menyempat-nyempatkan diri untuk ngintip2 di dumay :) walau hanya sekedar ngecek email, tak ketinggalan pula nengok dikit d  sosmed, kli aja ada yang menarik... dan benar.... ada sebuah status teman yang membuatku tertarik dan ingin terus membacanya........ status itu (atau lbh tepatnya catatan, krn panjangggg hehehe), membuatku seakan merasa tertampar pula... menyadari bahwa apa yang di catatan itu memang benar adanya (menurutku.... !!!), dan mari kita simak catatan itu......

Plakkk!!!

Saya meringis kesakitan saat pipi kanan saya tampar dengan tangan sendiri. Ada tiga hal yang melatarbelakangi perbuatan saya itu. Pertama, karena saya sudah melakukan kesalahan pada seseorang (saya mungkin menyinggung perasaaanya dengan ucapan tak sengaja dalam sebuah diskusi). Kedua, karena saya mulai terpengaruh dengan biografi seseorang. Ketiga, sekadar ingin tahu bagaimana rasanya. Ternyata,, duuh maaakk’,,, sakit kaliii maaakk… saya meringis-ringis. Mata kanan tiba-tiba berkunang-kunang lantaran sakit. Saya mengaduh, mengeluh, meratap, dan,,, hampir saja saya terisak. Untung masih kuat nahan, jika tidak, ahh,,, entahlah,,, bisa saja saya tiba-tiba nangis sealay-alaynya… jungkir balik sambil teriak-teriak histeris sampe seluruh tetangga pada berdatangan. Untunglah,,, saya tak jadi lebay. Hahahahaha..

Saya juga menampar pipi kanan karena tampaknya saya mulai over kagum pada seseorang. Ini bermula saat saya menyimak kisah tentangnya, lalu saya mengagumi kecerdasannya. Ketelatenannya. Caranya bersikap. Juga mengagumi anugerah fisik yang dimilikinya. Awalnya saya pikir ini sebuah kewajaran lantaran kemampuan saya yang terbatas. Sikap saya yang seringkali slengean. Juga ketidaksabaran saya dalam banyak hal. Tapi ini tidak boleh saya biarkan jika akhirnya lupa untuk menyukuri anugerah Allah yang telah saya terima. Saya harus menampar diri sendiri agar saya sadar bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Allah tidak pernah menciptakan manusia untuk menjadi sampah. Itu yang saya yakini.

Lalu saya mulai paham bahwa sakit itu terkadang dibutuhkan untuk menyadarkan diri dari kesalahan, kelupaan, kealpaan, kesombongan, kecongkakan, dan beberapa sifat culas lainnya. Tak perlu menampar orang lain untuk kesalahan yang kita buat. Karena itu namanya mencari kambing hitam. Meski mencari kambing belang saja, jangan! Eh…!! Intinya, jangan menyalahkan orang lain atas ketidaknyaman atau kenyataan pahit yang kita alami. Karena terkadang itu justru berasal dari kesalahan diri sendiri. Jangan keburu menuduh orang lain bersalah sebelum kita tahu bahwa kita benar. Koreksi dulu diri sendiri. Sudah benar atau tidak. Jika masih ragu. Tamparlah diri sendiri agar kita sadar dan mau mengakuinya.

Itu yang saya lakukan sekarang. Menampar diri sendiri sebelum “ditampar” orang lain. Sebab alangkah semakin tidak enaknya jika hal itu terjadi. Saya memberi tanda petik untuk kata “ditampar” orang lain. sebab mungkin, “ditampar” orang lain tidak harus berupa ayunan telapak kanan ke pipi. Bisa saja tamparan itu berupa teguran dengan kata-kata. Atau yang lebih parah berupa bentakan. Meski tidak sakit secara fisik tapi akan sangat menyakitkan untuk hati.

Hati bisa tertampar dengan lidah, perbuatan, atau sikap. Makanya Napoleon Bonaparte konon lebih takut pada ujung pena dari pada ujung pedang. Kok? Begini,,, ujung pena itu adalah senjata ampuh yang bisa mewakili lidah. Apa yang ingin diucapkan oleh seseorang bisa jadi melalui pena. Kalau jaman sekarang ,,, bisa saja Napoleon lebih takut dengan status di FB dari pada moncong senapan. Gubrakkk!!!

Masih beruntung jika hanya pipi yang kena tampar. Apalagi ditampar sendiri. Lah,, kalau orang lain yang menampar hati? Wuiih,,, kemana obat hendak dicari? apotek mana yang menyediakan obat sakit hati? Dokter spesialis juga kagak akan kita temui. Dukun paling saktipun kagak bakalan mempan ngobatin hati yang kena tampar.

Jadi,,, tamparlah diri sendiri sebelum menampar orang lain. Baik dengan tangan ataupun ucapan. Ide ini mungkin sedikit lebay,,, tapi begitulah,,, saya ingin mengajari diri sendiri bahwa terkadang, apa yang dirasakan orang lain sama tidak enaknya dengan yang kita rasakan jika kenyataan yang dialami sama. Tapi mampukahh sayaa??? ayukk kita main tampar-tamparan dengan diri sendiri,hahahahaha....
   
Benar-benar sebuah catatan yang "menyadarkan".... bahwa hal yang mungkin kita anggap biasa saja, bisa membuat orang lain sakit hati.... so guyss... mari kita bermain tampar-tamparan dengan diri sendiri hehehehehe..... :D
 
 
"Menyempatkan diri mengunjungi blog ini, ketika kerjaan menuntut untuk melupakannya sejenak.... -__-.........."