Tahun ini aku kebagian tugas sebagai orang yang mengurusi uang teman-teman karyawan alias bendahara....
uang yang telah terkumpul tersebut akan di pakai untuk keperluan IKM termasuk salah satunya adalah berqurban....
Singkat cerita setelah melakukan survei ke beberapa lokasi maka hewan Qurban kami tahun ini akan kami bagikan ke beberapa wilayah sekitar sorowako di antaranya : matano, nuha, rusunawa, nurul taqwa, dan satu desa baru yaitu desa lampesue......
Setelah kami sepakat untuk berqurban 1 ekor sapi di desa lampesue, maka ditunjuklah beberapa orang yang akan mewakili IKM untuk menyerahkan hewan Qurban di desa tersebut..... dan salah satunya adalah aku.
Bersama 3 org rekan kerja (ketua panitia qurban, penasehat, dan salah satu pequrban), aku mempersiapkan segala sesuatunya yang akan kami perlukan untuk berangkat kesana... info yang kami peroleh dari rekan kami yang ada di lampesue (karena satu2nya lokasi yang belum kami survei adalah desa ini), desa tersebut berjarak sekitar 4 km dari desa timampu, aku dan teman2 sudah enjoy aja bahwa perjalanan kita hari ini akan santai karena jarak desa tersebut tidak terlalu jauh dari sorowako.......
Dan berangkatlah kami berempat ke desa tersebut...., sampai di desa Timampu kami menelpon rekan kami lagi yang ada di desa lampesue... dan berkatalah beliau bahwa unk ke desa lampesue tidak bisa memakai mobil sedan.... dalam hati aku bertanya2 knp yach???, dan jarak ke desa lampesue ternyata berjarak 40 km dari desa timampu !!!!! (jeng...jeng...jeng... ternyata teman yg menerima info sebelumnya slh info bkn 4 km tapi 40 km), dengan semangat 45 kami melanjutkan perjalanan.... awalnya, setelah keluar dari desa timampu jalan yg kami tempuh sudah tidak aspal lagi tp masih mulus, sekitar 1 km, jalan mulai menanjak, naik turun, sekitar 2 km, jalan mulai berbatu, berlubang plus menanjak....., dan tahulah aku knp mobil sedan gak bisa menempuh jalur itu (bisa2 kandas di tengah jalan brayyyy^^.....), sekitar 3 kilo perjalanan kami mulai mnemukan jembatan2 yg di buat seadanya dari batang2 kayu....(saya pribadi sangat ngeri melihatnya ketika mobil akan menyebrang)... selain itu jalan juga tetap berlubang, mendaki, menurun, berbatu plus memiliki kontur tanah yg merah (ciri khas tanah di daerah sorowako dan sekitarnya).... *beruntung bahwa dalam beberapa hari ini hujan tidak turun (jalanan bisa jadi sangat berlumpur dan ban mobil bisa saja tertanam), baru sj kami bercerita bahwa hujan tidak turun.... tiba2 hujan jatuh satu2 dan semakin menderas... maka lengkaplah sudah...... jln berlubang, berlumpur, tanjakan, dan turunan seperti sedang ada di atas perahu di tengah laut yg berombak, signal hp lenyap, plus hp dah sakaratul maut^^ di tambah perut yg mulai keroncongan,,,,,,,,,,,
Sekitar satu jam kemudian (entah sudah berapa kilo), hujan mulai mereda, kami juga memasuki jalan yg sedikit agak lumayan rata....., dan beberapa kilo kemudian kami menemukan satu, dua buah rumah.... dan akhirnya tibalah kami di desa yg bermerk Mahalona....., kami rehat sejenak di desa itu sambil bertanya2 ke penduduk setempat kira2 desa lampesue berapa lama lgi dan bertanya apakah ada yg mengenal rekan kami (ibu Risna) karena signal belum ada.... ketika kami memasuki sp 1 (daerah trnsmigrasi) segnal telah ada..... dan menelponlah kami ke ibu risna ternyata jarak desa mahalona ke desa lampesue masih sepuluh kilo lagi..... glleekkkkk.... lamaaa...., tp krena dah niat dari awal maka kamipun melanjutkan perjalanan...
Dengan rintik2 hujan kami beberapa kali singgah bertanya karena jalan sudah mulai membingungkan banyak belokan yg modelnya sama semua.... beruntung bahwa ibu Risna termasuk salah satu ibu yang di kenal disana (setiap ada org yg kami tanya pasti jawabnya 'iya tau.... tapi rumahnya msh jauh^^'), setelah jalan beberapa lama dan terasa gak ada habis2nya dan setelah bertanya sampai berkali-kali, akhirnya ahmadulillah kami bertemu dengan ibu Risna plus bonus pemandangan desa yg sungguh menabjukkan (kelelahan dan ketakukan sepanjang perjalan akhirnya terbayarkan juga.....^^) subhanallah!!!!! sungguh lukisan alam yg sangat indah, kamipun tidak menyianyiakan kesampatan kami segera menuju ke tempat sapi yg sedang di gembalakan (untuk melihat sapi yg akan di qurbankan nanti ) dengan berjalan kaki saja........,
setelah jepret sana-sini (modelnya tentu saja si sapi^^), berbincang2 dengan wakil warga desa disana, menikmati alam pedesaan, maka tibalah saatnya untuk menyerahkan si sapi kepada pihak yang mewakili warga desa disana.......
Senang rasanya bisa berbagi dengan mereka saudara seiman.... meski perjalanan begitu melelahkan tapi diri tetap bersyukur bahwa ternyata masih byk mereka yg kurang beruntung dari kami.............................
Satu lagi perjalanan yang menyimpan byk pelajaran....,
Tentang petualangan
Tentang kesederhanaan
Tentang kepolosan
Tentang keluguan
Tentang keindahan
Tentang pengabdian
Tentang berbagi
Tentang rasa terima kasih
dan Tentang bagaimana kita bersyukur atas pemberianNya
Si sapi yg akan jadi Qurban (yg hitam), maafkan kami pi.... usiamu sisa menghitung hari
Sejauh mata memandang.... jalan yg sperti gak ada habis2nya
Sungguh pemandangan yg luar biasa (subhanallah....!)
Teman-teman ATS dan warga setempat
Narsis (mumpung hanya di depan sapi hehehehe...... ^^)
Sekali lagi subhanallahhhh.......... !!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar