Seperti biasa setiap pagi sebelum memulai aktifitas, diriku menyempat-nyempatkan diri untuk ngintip2 di dumay :) walau hanya sekedar ngecek email, tak ketinggalan pula nengok dikit d sosmed, kli aja ada yang menarik... dan benar.... ada sebuah status teman yang membuatku tertarik dan ingin terus membacanya........ status itu (atau lbh tepatnya catatan, krn panjangggg hehehe), membuatku seakan merasa tertampar pula... menyadari bahwa apa yang di catatan itu memang benar adanya (menurutku.... !!!), dan mari kita simak catatan itu......
Plakkk!!!
Saya meringis kesakitan saat pipi kanan saya tampar dengan tangan
sendiri. Ada tiga hal yang melatarbelakangi perbuatan saya itu. Pertama,
karena saya sudah melakukan kesalahan pada seseorang (saya mungkin
menyinggung perasaaanya dengan ucapan tak sengaja dalam sebuah diskusi).
Kedua, karena saya mulai terpengaruh dengan biografi seseorang. Ketiga,
sekadar ingin tahu bagaimana rasanya. Ternyata,, duuh maaakk’,,, sakit
kaliii maaakk… saya meringis-ringis. Mata kanan tiba-tiba
berkunang-kunang lantaran sakit. Saya mengaduh, mengeluh, meratap,
dan,,, hampir saja saya terisak. Untung masih kuat nahan, jika tidak,
ahh,,, entahlah,,, bisa saja saya tiba-tiba nangis sealay-alaynya…
jungkir balik sambil teriak-teriak histeris sampe seluruh tetangga pada
berdatangan. Untunglah,,, saya tak jadi lebay. Hahahahaha..
Saya juga menampar pipi kanan karena tampaknya saya mulai over kagum
pada seseorang. Ini bermula saat saya menyimak kisah tentangnya, lalu
saya mengagumi kecerdasannya. Ketelatenannya. Caranya bersikap. Juga
mengagumi anugerah fisik yang dimilikinya. Awalnya saya pikir ini sebuah
kewajaran lantaran kemampuan saya yang terbatas. Sikap saya yang
seringkali slengean. Juga ketidaksabaran saya dalam banyak hal. Tapi ini
tidak boleh saya biarkan jika akhirnya lupa untuk menyukuri anugerah
Allah yang telah saya terima. Saya harus menampar diri sendiri agar saya
sadar bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Allah tidak pernah menciptakan manusia untuk menjadi
sampah. Itu yang saya yakini.
Lalu saya mulai paham bahwa sakit
itu terkadang dibutuhkan untuk menyadarkan diri dari kesalahan,
kelupaan, kealpaan, kesombongan, kecongkakan, dan beberapa sifat culas
lainnya. Tak perlu menampar orang lain untuk kesalahan yang kita buat.
Karena itu namanya mencari kambing hitam. Meski mencari kambing belang
saja, jangan! Eh…!! Intinya, jangan menyalahkan orang lain atas
ketidaknyaman atau kenyataan pahit yang kita alami. Karena terkadang itu
justru berasal dari kesalahan diri sendiri. Jangan keburu menuduh orang
lain bersalah sebelum kita tahu bahwa kita benar. Koreksi dulu diri
sendiri. Sudah benar atau tidak. Jika masih ragu. Tamparlah diri sendiri
agar kita sadar dan mau mengakuinya.
Itu yang saya lakukan
sekarang. Menampar diri sendiri sebelum “ditampar” orang lain. Sebab
alangkah semakin tidak enaknya jika hal itu terjadi. Saya memberi tanda
petik untuk kata “ditampar” orang lain. sebab mungkin, “ditampar” orang
lain tidak harus berupa ayunan telapak kanan ke pipi. Bisa saja tamparan
itu berupa teguran dengan kata-kata. Atau yang lebih parah berupa
bentakan. Meski tidak sakit secara fisik tapi akan sangat menyakitkan
untuk hati.
Hati bisa tertampar dengan lidah, perbuatan, atau
sikap. Makanya Napoleon Bonaparte konon lebih takut pada ujung pena dari
pada ujung pedang. Kok? Begini,,, ujung pena itu adalah senjata ampuh
yang bisa mewakili lidah. Apa yang ingin diucapkan oleh seseorang bisa
jadi melalui pena. Kalau jaman sekarang ,,, bisa saja Napoleon lebih
takut dengan status di FB dari pada moncong senapan. Gubrakkk!!!
Masih beruntung jika hanya pipi yang kena tampar. Apalagi ditampar
sendiri. Lah,, kalau orang lain yang menampar hati? Wuiih,,, kemana
obat hendak dicari? apotek mana yang menyediakan obat sakit hati? Dokter
spesialis juga kagak akan kita temui. Dukun paling saktipun kagak
bakalan mempan ngobatin hati yang kena tampar.
Jadi,,,
tamparlah diri sendiri sebelum menampar orang lain. Baik dengan tangan
ataupun ucapan. Ide ini mungkin sedikit lebay,,, tapi begitulah,,, saya
ingin mengajari diri sendiri bahwa terkadang, apa yang dirasakan orang
lain sama tidak enaknya dengan yang kita rasakan jika kenyataan yang
dialami sama. Tapi mampukahh sayaa??? ayukk kita main tampar-tamparan
dengan diri sendiri,hahahahaha....
Benar-benar sebuah catatan yang "menyadarkan".... bahwa hal yang mungkin kita anggap biasa saja, bisa membuat orang lain sakit hati.... so guyss... mari kita bermain tampar-tamparan dengan diri sendiri hehehehehe..... :D
"Menyempatkan diri mengunjungi blog ini, ketika kerjaan menuntut untuk melupakannya sejenak.... -__-.........."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar